5 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2002, omaku berpulang di bulan Maret. Biasanya pada saat hari Natal, keluarga besar kumpul di rumahku karena oma tinggal bersama kami. Ngga tahu kenapa somehow Natal 2002 itu papa memutuskan untuk merayakan Natal di Puncak, yang artinya kami tidak open house & saudara2 tidak datang ke rumah.
25 Desember 2002, keluargaku & keluarga teman Papa yg adalah teman baik keluarga kami, berangkat ke Puncak untuk menginap selama 3 hari 2 malam. Sore harinya, aku, adikku, sepupuku dan anak teman Papa yg juga teman baik aku, berenang di villa sampai kira2 jam setengah 7 malam. Sesudah berenang, kamipun segera makan malam. Waktu itu kami menginap di villa yg masing-masing terdiri dari 2 kamar. Papa, Mama satu villa dengan teman mereka, sementara aku & adikku satu villa dengan anak teman papa-mama. Malam itu setelah makan malam, kami para anak2 sempat ngobrol2, main kartu dan akhirnya tidur. Besok paginya, kami dapat berita yg sangat mengagetkan. Rupanya malam itu papa merasa dadanya sesak, beliau mempunyai sakit jantung. Karena takut terjadi apa-apa, malam itu papa dibawa ke Jakarta untuk segera diperiksa dan kami yang sedang tidur tidak dibangunkan.
Setelah sarapan pagi, kami semua memutuskan untuk segera check out dan menyusul papa ke Jakarta. Selama perjalanan aku takut terjadi apa-apa sama papa karena kami tidak diberitahu malam itu juga. Begitu tiba di Jakarta, kami langsung menuju ke RS Carolus dan ternyata papa harus masuk ICCU. Beliau dirawat sekitar 5 hari dan selama dirawat itu dia sempat kepengen makan kodok goreng menteganya Bakmi Toko Tiga hehehehe…… Puji Tuhan sebelum Tahun Baru papa sudah boleh pulang, selain kondisinya sudah membaik, dia juga kepengen bertahun baru di rumah. Liburan Natal 2002 kami tidak jadi senang-senang di Puncak tapi harus menjaga papa selama dia di rumah sakit.
Cerita di atas terjadi 5 tahun yang lalu........
25 Desember 2007. 5 tahun setelah kejadian Papa masuk rumah sakit, kejadian yang mirip terulang lagi. Kamis, 20 Desember 2007, libur Idul Adha. Mama seperti biasa masak di dapur. Kebetulan hari itu dia lagi menggoreng ayam. Ketika mama memasukkan ayam goreng ke dalam penggorengan, tiba-tiba minyak panas di wajan terciprat ke dahi kiri & kelopak mata mama. Saat itu mama ngga merasa sakit apa2 karena dia kaget. Siang harinya pun dia sempat rapat di gereja. Jumat, 21 Desember 2007, mama mulai merasa dahinya agak perih karena ada lepuhan-lepuhan kecil akibat terciprat minyak goreng. Pergilah dia ke rumah sakit Cikini untuk periksa karena ada lepuhan di dekat kelopak mata, takut terjadi sesuatu yg serius dengan matanya. Oleh dokter diberikan obat antibiotik & salep untuk mengobati lepuhan. Luka akibat terkena minyak goreng panas ini ternyata tidak membaik, malah agak sedikit bengkak, dan di kulit kepala mama sebelah kiri timbul lepuhan2. Bahkan lepuhan dekat matanya menjadi bengkak dan seperti berisi air sehingga mama susah untuk membuka mata sebelah kirinya.
Minggu, 23 Desember 2007, aku & papa antar mama ke Jakarta Eye Center untuk memeriksa matanya. Di JEC sempet ketemu Erwin & Gita Gutawa (ngga penting ya ?). Dokter mata bilang matanya tidak apa-apa karena percikan minyak goreng tidak mengenai bola mata dan kondisi retina aman. Dokter mata kasih obat antibiotik baru untuk menggantikan obat yg lama dari dokter sebelumnya. Besoknya tgl 24 Desember 2007, papa berinisiatif mengantarkan mama ke dokter kulit di RS Carolus karena ingin mendapatkan analisa yg lebih jelas dari dokter kulit mengenai kondisi kulit mama yg lepuhannya semakin hari malah membengkak. Kata dokter kulit di RS Carolus lukanya tidak apa-apa. FYI, setelah ditelusuri dokter kulit ini brengsek, masa waktu mama & papa masuk ke ruang praktek dokter, dia masih sibuk ngobrol di HP sama temannya, ngomongin soal rencana ngumpul pas Natal. Udah gitu dia ngga memeriksa kondisi luka mama, cuma dilihat sekilas aja. Nama dokter kulit ini dr. FX ……… gw lupa nama lengkapnya siapa. Tapi kalau kalian berobat ke RS Carolus, jgn pilih dokter ini !
24 Desember 2007, harusnya kami pergi bersama-sama sekeluarga ke gereja untuk misa malam Natal. Terlebih karena mama & papa harus tugas paduan suara, tapi akhirnya diputuskan mama istirahat di rumah aja. Natal, 25 Desember 2007, paginya salah satu tante gw, beliau adalah dokter yg sekarang ambil spesialis kejiwaan & praktek di RS Kramat 128, berkunjung ke rumah untuk Natalan. Dia kaget liat kondisi luka mama & menyarankan untuk dirawat di RS supaya bisa dianalisa lebih lanjut. Sorenya kami semua antar mama ke RS Kramat 128, dokter jaga di sana merujuk kami ke RS Pertamina atau RSCM karena dari historynya, mereka menduga ini luka bakar dan hanya 2 RS itu yg bisa menangani luka bakar dengan baik. Dengan pertimbangan pelayanan RSCM yg kurang baik walaupun lebih dekat dari rumah, kami ke RS Pertamina. Di sana oleh dokter mama diperiksa kondisi lukanya & dites darah juga. Hasil tes darah mama bagus, setelah diperiksa oleh dokter, ternyata mama kena herpes zoster. Sebelumnya tanteku yg psikiater itu sudah menduga kalau luka mama itu adalah herpes, namun karena ingin ada pemeriksaan yang lebih jelas & ada second opinion dari dokter lain, akhirnya dia yakin kalau mama kena herpes. Karena RS Pertamina jauh, akhirnya kami kembali ke RS Kramat 128 karena mereka sanggup untuk merawat luka herpes mama. Jadilah malam itu, tepat di hari Natal mama dirawat di RS. Malam itu juga pas pulang, aku langsung online & search di Google mengenai penyakit herpes zoster ini. Ngga usah dijelaskanlah di sini, info di internet cukup jelas & setelah aku cocokkin dengan keterangan dari dokter ternyata memang sama.
Sampai hari ini (1 Januari 2008) mama masih dirawat di RS tapi kondisinya sudah berangsur-angsur membaik. Mungkin 2-3 hari lagi sudah boleh pulang. Tadi malam kami semua berkumpul di RS untuk merayakan tahun baru bersama mama. Sesuai tradisi, kami selalu merayakan tahun baru bersama dengan keluarga. Semalam kami gelar karpet, bawa pizza & softdrink sambil nonton TV & ngobrol2. Untungnya mama di kelas VIP jadi ngga ganggu pasien yg lain & kami pun juga bebas ngobrol2. Seumur-umur baru kali ini merayakan tahun baru di RS dan mudah2an ini jadi pengalaman yg pertama sekaligus terakhir. Aku harap Natal & Tahun Baru berikutnya ngga akan pernah dirayakan di RS, siapapun itu yg sakit. Amin.
25 Desember 2002, keluargaku & keluarga teman Papa yg adalah teman baik keluarga kami, berangkat ke Puncak untuk menginap selama 3 hari 2 malam. Sore harinya, aku, adikku, sepupuku dan anak teman Papa yg juga teman baik aku, berenang di villa sampai kira2 jam setengah 7 malam. Sesudah berenang, kamipun segera makan malam. Waktu itu kami menginap di villa yg masing-masing terdiri dari 2 kamar. Papa, Mama satu villa dengan teman mereka, sementara aku & adikku satu villa dengan anak teman papa-mama. Malam itu setelah makan malam, kami para anak2 sempat ngobrol2, main kartu dan akhirnya tidur. Besok paginya, kami dapat berita yg sangat mengagetkan. Rupanya malam itu papa merasa dadanya sesak, beliau mempunyai sakit jantung. Karena takut terjadi apa-apa, malam itu papa dibawa ke Jakarta untuk segera diperiksa dan kami yang sedang tidur tidak dibangunkan.
Setelah sarapan pagi, kami semua memutuskan untuk segera check out dan menyusul papa ke Jakarta. Selama perjalanan aku takut terjadi apa-apa sama papa karena kami tidak diberitahu malam itu juga. Begitu tiba di Jakarta, kami langsung menuju ke RS Carolus dan ternyata papa harus masuk ICCU. Beliau dirawat sekitar 5 hari dan selama dirawat itu dia sempat kepengen makan kodok goreng menteganya Bakmi Toko Tiga hehehehe…… Puji Tuhan sebelum Tahun Baru papa sudah boleh pulang, selain kondisinya sudah membaik, dia juga kepengen bertahun baru di rumah. Liburan Natal 2002 kami tidak jadi senang-senang di Puncak tapi harus menjaga papa selama dia di rumah sakit.
Cerita di atas terjadi 5 tahun yang lalu........
25 Desember 2007. 5 tahun setelah kejadian Papa masuk rumah sakit, kejadian yang mirip terulang lagi. Kamis, 20 Desember 2007, libur Idul Adha. Mama seperti biasa masak di dapur. Kebetulan hari itu dia lagi menggoreng ayam. Ketika mama memasukkan ayam goreng ke dalam penggorengan, tiba-tiba minyak panas di wajan terciprat ke dahi kiri & kelopak mata mama. Saat itu mama ngga merasa sakit apa2 karena dia kaget. Siang harinya pun dia sempat rapat di gereja. Jumat, 21 Desember 2007, mama mulai merasa dahinya agak perih karena ada lepuhan-lepuhan kecil akibat terciprat minyak goreng. Pergilah dia ke rumah sakit Cikini untuk periksa karena ada lepuhan di dekat kelopak mata, takut terjadi sesuatu yg serius dengan matanya. Oleh dokter diberikan obat antibiotik & salep untuk mengobati lepuhan. Luka akibat terkena minyak goreng panas ini ternyata tidak membaik, malah agak sedikit bengkak, dan di kulit kepala mama sebelah kiri timbul lepuhan2. Bahkan lepuhan dekat matanya menjadi bengkak dan seperti berisi air sehingga mama susah untuk membuka mata sebelah kirinya.
Minggu, 23 Desember 2007, aku & papa antar mama ke Jakarta Eye Center untuk memeriksa matanya. Di JEC sempet ketemu Erwin & Gita Gutawa (ngga penting ya ?). Dokter mata bilang matanya tidak apa-apa karena percikan minyak goreng tidak mengenai bola mata dan kondisi retina aman. Dokter mata kasih obat antibiotik baru untuk menggantikan obat yg lama dari dokter sebelumnya. Besoknya tgl 24 Desember 2007, papa berinisiatif mengantarkan mama ke dokter kulit di RS Carolus karena ingin mendapatkan analisa yg lebih jelas dari dokter kulit mengenai kondisi kulit mama yg lepuhannya semakin hari malah membengkak. Kata dokter kulit di RS Carolus lukanya tidak apa-apa. FYI, setelah ditelusuri dokter kulit ini brengsek, masa waktu mama & papa masuk ke ruang praktek dokter, dia masih sibuk ngobrol di HP sama temannya, ngomongin soal rencana ngumpul pas Natal. Udah gitu dia ngga memeriksa kondisi luka mama, cuma dilihat sekilas aja. Nama dokter kulit ini dr. FX ……… gw lupa nama lengkapnya siapa. Tapi kalau kalian berobat ke RS Carolus, jgn pilih dokter ini !
24 Desember 2007, harusnya kami pergi bersama-sama sekeluarga ke gereja untuk misa malam Natal. Terlebih karena mama & papa harus tugas paduan suara, tapi akhirnya diputuskan mama istirahat di rumah aja. Natal, 25 Desember 2007, paginya salah satu tante gw, beliau adalah dokter yg sekarang ambil spesialis kejiwaan & praktek di RS Kramat 128, berkunjung ke rumah untuk Natalan. Dia kaget liat kondisi luka mama & menyarankan untuk dirawat di RS supaya bisa dianalisa lebih lanjut. Sorenya kami semua antar mama ke RS Kramat 128, dokter jaga di sana merujuk kami ke RS Pertamina atau RSCM karena dari historynya, mereka menduga ini luka bakar dan hanya 2 RS itu yg bisa menangani luka bakar dengan baik. Dengan pertimbangan pelayanan RSCM yg kurang baik walaupun lebih dekat dari rumah, kami ke RS Pertamina. Di sana oleh dokter mama diperiksa kondisi lukanya & dites darah juga. Hasil tes darah mama bagus, setelah diperiksa oleh dokter, ternyata mama kena herpes zoster. Sebelumnya tanteku yg psikiater itu sudah menduga kalau luka mama itu adalah herpes, namun karena ingin ada pemeriksaan yang lebih jelas & ada second opinion dari dokter lain, akhirnya dia yakin kalau mama kena herpes. Karena RS Pertamina jauh, akhirnya kami kembali ke RS Kramat 128 karena mereka sanggup untuk merawat luka herpes mama. Jadilah malam itu, tepat di hari Natal mama dirawat di RS. Malam itu juga pas pulang, aku langsung online & search di Google mengenai penyakit herpes zoster ini. Ngga usah dijelaskanlah di sini, info di internet cukup jelas & setelah aku cocokkin dengan keterangan dari dokter ternyata memang sama.
Sampai hari ini (1 Januari 2008) mama masih dirawat di RS tapi kondisinya sudah berangsur-angsur membaik. Mungkin 2-3 hari lagi sudah boleh pulang. Tadi malam kami semua berkumpul di RS untuk merayakan tahun baru bersama mama. Sesuai tradisi, kami selalu merayakan tahun baru bersama dengan keluarga. Semalam kami gelar karpet, bawa pizza & softdrink sambil nonton TV & ngobrol2. Untungnya mama di kelas VIP jadi ngga ganggu pasien yg lain & kami pun juga bebas ngobrol2. Seumur-umur baru kali ini merayakan tahun baru di RS dan mudah2an ini jadi pengalaman yg pertama sekaligus terakhir. Aku harap Natal & Tahun Baru berikutnya ngga akan pernah dirayakan di RS, siapapun itu yg sakit. Amin.
19 comments:
say,,,dokter di rumah sakit kramat bagus kok..kakak ipar gue py dua dokter favorite disitu..satu dokter Evert and satu Prof Zubairi
thanks yah li for the info
nyokap gw ditangani sama dr. lily (kulit) & dr. dedy (mata). 2-2nya baik dan enak banget kasi penjelasan klao ditanya2 soal perkembangan nyokap gw.
Irene .... met natal dan tahun baru ya ..... moga mama cepet sembuh ..... didoakan juga dari sini ....
met tahun baru juga wit...
makasi ya doanya, GBU :-)
Buat Irena :
selamat tahun baru ya, jo. i wish your mom a speedy recovery, biar bisa segera pulang dan kumpul ama kalian lagi.
Jo.. selamat tahun baru.. turut prihatin, tapi gue seneng akhirnya keluarga lo bisa ngumpul =) semoga nyokap lo juga cepet sembuh..
all the best this year & further ya Jo..
Irene, Happy New Year. .May the New Year be good to you, blessed with good health and happiness.
Gimana dgn mama kamu sekarang?
wah.. salam buat mama ya, semoga lekas baekan :)
semoga mama lekas sembuh ya :) Selamat tahun baru!
merry christmas n happy new year, iren
semoga mamanya cepat sembuh ya
God bless you and all the family ^_~
met natal & tahun baru Irene.. semoga mama cepat sembuh .. GBU ;)
get well soon tanteeeee
eh dr.Lily supardiman bukan namanya? kalow iya, itu dokter kulit akuuuww, pecinta marlyn monroe abeeezzz dianya ;-))))
dear friends,
happy new year & thanks for the prayer
puji tuhan nyokap udah pulang dan tinggal rawat jalan aja.
tina : gw kurang tau nama belakang dr lily, ntar eike tanya nyokap yah..
syukurlah jo =D
aduhhh neng...sabar yaaa....
aku baru tau niey...kata mama ku dikasih minyak cimande...gak bakal berbekas.
Ya ampun ren... turut sedih ya...
salam buat tante ... semoga lekas sembuh...
met natal n taun baru juga... ^_^
rajin bersih bersih rumah ya.. kan kesian mama masih sakit, beib.
kamu bantuin dong
Post a Comment